Selasa, 04 Januari 2011

INDERA

Alat perasa manusia yang Alloh cipta dengan sempurna, amat penting sebagai mediator untuk menerima, merasa, kemudian mempertimbangkan segala peristiwa dan keadaan yang dialami manusia. Tanpa indera, manusia akan kehilangan berbagai keadaan dan peristiwa yang dialaminya


Alloh telah mencipta akal yang sempurna dengan kemampuan yang amat mengagumkan (walau pun harus disadari keterbatasannya). Kemudian Alloh mencipta indera yang mampu menangkap berbagai peristiwa dan keadaan.  Seluruhnya adalah amanah Alloh untuk mengemban perintah dan larangan-Nya.

 Inderia memiliki kemampuan untuk merasakan berbagai peristiwa dan keadaan dan ia mampu merasakan berbagai kenikmatan dalam kehidupan

Senang, bahagia, susah, menderita, gelisah, resah, terpesona, terharu, prihatin, nikmat, lezat dan lain sebagainya. Apakah juga termasuk bagian indera ?

Kata-kata tak mampu membahasakan sentuhan indera ketika meraba betapa halusnya sutera dan pipi bayi.
Padahal antara keduanya terdapat perbedaan ?
 

Sudah menjadi ilmu manusia bahwa inderia itu ada lima atau disebut panca indera. Benarkah indera hanya ada lima perkara saja ?

Ilmu manusia belum sempurna dalam menjelaskan panca indera, apa lagi indera yang lain !

Mensyukuri (mempergunakan dengan effisien) salah satu indera akan memperoleh keuntungan yang besar.
Bagaimana kalau dapat mensyukuri keseluruhannya ?

Mata yang awas, pendengaran yang peka, penciuman yang sehat, lidah yang perasa, peraba yang sensitif adalah anugerah Alloh yang tak ternilai harganya.
 
Inderia yang tidak disyukuri (dipergunakan dengan maximal dan dengan kesadaran penuh), tidak melahirkan keindahan lahir dan batin yang luas

Melihat dengan pandangan jernih, mendengar dengan kepekaan batin, merasakan dengan hati nurani, akan memperoleh cahaya terang yang akan memandu manusia kepada jalan yang benar lagi lurus 

Orang akan mudah tersesat dari jalan yang lurus, yang menjadi tujuan hidup mulia menuju hadirot Alloh, bila ia tidak menggunakan indera dengan cara yang benar

Mengamati dengan mata, mendengar dengan telinga, merasakan dengan hati nurani dan mempertimbangkan degan akal, melahirkan watak dan akhlaqu ‘l karimah  


Mengapa manusia yang memiliki perasaan halus kadang kala dicela, : “Tidak punya perasaan”.

Berpuasa dan menghayati asa lapar dan haus, dapat melahirkan perasaan yang halus terhadap sesama

Penciuman dapat dilatih membedakan bermacam- macam bau parfum dengan menyebut namanya


Memadukan rasa dan bebauan palsu, dilakukan para pembuat minuman untuk meniru cita rasa asli,
hingga mendapatkan keuntungan yang amat besar

Penglihatan atau mata dapat diamati dalam mendiagnosa penyakit seseorang

Mata yang tenang dan teduh menunjukkan kewibawaan dan kepribadian seseorang

Mata yang bercahaya menunjukkan jiwa optimis,
maju, progressif dan pantang menyerah

Ayahanda Hanif Adzhar ibn Abd Rohim ibn Abd Rozaq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar