Minggu, 04 September 2011

Apa Kata Al-Quran Tentang Bulan ?

Baguse-rek
[MSB]  Penentuan waktu datangnya awal Ramadhan di Indonesia secara serentak membersitkan harapan agar lebaran tahun ini juga dapat serentak di seluruh Indonesia. Ternyata, Hari Raya, Lebaran Idul Fithri 2011 atau 1 Syawal 1432H, telah kita rayakan secara berbeda. Penetapan yang dilakukan oleh para Ahli (ilmu Falaq dan Astronomi) serta para Ulama’ ternyata menghasilkan ketetapan yang berbeda. Tetapi apapun perbedaan itu, semuanya menyangkut adanya Bulan, baik secara Rukyah maupun Hisab. Terkait dengan hal tersebut, pada kesempatan ini, saya kutipkan beberapa ayat dalam Al-Quran al-Karim mengenai bulan.


1) Bulan sabit sebagai standar yang digunakan untuk perhitungan waktu [2:189]

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji…”

2) Bulan Bukan Tuhan [6:77]

فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لأكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ
“Kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: "Inilah Tuhanku". tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat."

3) Matahari dan Bulan berguna untuk perhitungan waktu [6:96]

فَالِقُ الإصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.

4) Matahari, Bulan dan Bintang mempunyai ketetapan [7:54]

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam”.
Note: Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dan kesucian-Nya.

5) Bulan adalah ukuran bilangan bulan-bulan [9:36-37]

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

إِنَّمَا النَّسِيءُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُحِلُّونَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوا عِدَّةَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ فَيُحِلُّوا مَا حَرَّمَ اللَّهُ زُيِّنَ لَهُمْ سُوءُ أَعْمَالِهِمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram [a]. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri [b] kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

“Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu [c] adalah menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”.

Note: [a] Maksudnya antara lain Ialah: bulan Haram (bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah Haram (Mekah) dan ihram. [b] Maksudnya janganlah kamu Menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar kehormatan bulan itu dengan Mengadakan peperangan. [c] Muharram, Rajab, Zulqaedah dan Zulhijjah adalah bulan-bulan yang dihormati dan dalam bulan-bulan tersebut tidak boleh diadakan peperangan. tetapi peraturan ini dilanggar oleh mereka dengan Mengadakan peperangan di bulan Muharram, dan menjadikan bulan Safar sebagai bulan yang dihormati untuk pengganti bulan Muharram itu. Sekalipun bulangan bulan-bulan yang disucikan yaitu, empat bulan juga. tetapi dengan perbuatan itu, tata tertib di Jazirah Arab menjadi kacau dan lalu lintas perdagangan terganggu.

6) Matahari adalah sumber cahaya dan bulan bercahaya [10:5]

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”.

7) Mimpi Nabi Yusuf

8) Matahari dan Bulan pada orbit edarnya masing-masing [13:2]

اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الأمْرَ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini Pertemuan (mu) dengan Tuhanmu”.

9) Allah menciptakan Matahari dan Bulan, untuk kepentingan manusia [14:32-33]

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الأنْهَارَ
وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai”.
“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang”.

10) Siang dan Malam, Matahari dan Bulan, dan Bintang dibuat untuk manusia [16:22]

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya)”.

11) Siang dan Malam sebagai tanda bilangan dan perhitungan tahun [17:12]

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلا
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”.

12) Matahari dan Bulan mempunyai orbit edarnya masing-masing [21:33]

وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya”.

13) Semua Benda sujud kepada Allah [22:18]

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”.

14) Bulan merefleksikan cahaya Matahari [25:61]

تَبَارَكَ الَّذِي جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوجًا وَجَعَلَ فِيهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيرًا
“Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya”.

15) Matahari dan Bulan mengikuti Sunnah Allah [29:61]

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)”.

16) Matahari dan Bulan beredar sesuai garis edarnya [31:29], [35:13]

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. yang (berbuat) demikian Itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nyalah kerajaan. dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari”.

18) Waktu edar benda langit telah ditetapkan [36:39-40]
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
“Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang tua [a]”.
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya”.

Note [a], Maksudnya bulan-bulan itu pada Awal bulan, kecil berbentuk sabit, kemudian sesudah menempati manzilah-manzilah, Dia menjadi purnama, kemudian pada manzilah terakhir kelihatan seperti tandan kering yang melengkung.

19) Matahari dan Bulan pada garis edarnya [39:5]

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لأجَلٍ مُسَمًّى أَلا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. ingatlah Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

20) Jangan bersujud kepada Matahari dan Bulan [41:37]

وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu hendak sembah”.

 21) Bulan pernah terbelah [54:1]
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (١)
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan”.
Note: Yang dimaksud dengan saat di sini ialah terjadinya hari kiamat atau saat kehancuran kaum musyrikin, dan "terbelahnya bulan" ialah suatu mukjizat Nabi Muhammad SAW.

22) matahari dan Bulan beredar menurut waktu edarnya [55:5]
الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan”.

23) Matahari adalah Sumber cahaya, Bulan bercahaya [71:16]
وَجَعَلَ الْقَمَرَ فِيهِنَّ نُورًا وَجَعَلَ الشَّمْسَ سِرَاجًا
“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?”

24) Bersumpah Demi Bulan [74:32]
كَلا وَالْقَمَرِ  -وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
“Sekali-kali tidak, demi bulan, Dan malam ketika telah berlalu”
Note: Sekali-kali tidak adalah bantahan terhadap ucapan-ucapan orang-orang musyrik yang mengingkari hal-hal tersebut di atas.

25) Tanda Kiamat [75:8-9]
وَخَسَفَ الْقَمَرُ  -وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
“Dan apabila bulan telah hilang cahayaNya, Dan matahari dan bulan dikumpulkan”

26) Bulan Purnama [84:18]
وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ
“Dan dengan bulan apabila Jadi purnama”

27) Bulan mengikuti Matahari [91:1-2]
وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا  -وَالْقَمَرِ إِذَا تَلاهَا
“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari, dan bulan apabila mengiringinya”

Demikianlah ayat-ayat Al-Quran yang bertututr mengenai bulan, sebagai tanda dan sebagai alat untuk perhitungan waktu, diciptakan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia.

Wallahu a’lam.

9 komentar:

  1. Lalau apa yang membuat mereka ragu akan kebesaran Allah.. dan sangat meruglah orang orang yang tidak mengakui adanya Allah sebagai tuhan.. karan dari postingan diatas.. bahwa jelaslah bukti nyata yang kita dapatkan dari Alquran.. bahwa Ilmu Allah itu benar... dan tidak ada keraguan padanya..


    Minal Aidin wal faizin mas bagus...

    BalasHapus
  2. @Opick Amikom:
    Mas Opick, Taqobalallohu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum, kullu 'aamin wa antum bi khoir.
    Mohon maaf lahir dan batin.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  3. Om... lantas perbadaan ini akan terus terjadi...? ini bukan sekali, sering banget perbedaan pendapat tentang jatuhnya 1 syawal ataupun 1 ramadhan..

    saya pernah denger sorang politisi dan wartawan senior bilang begini..

    "kalo saya lebaran duluan, otomatis saya hanya utang puasa ramadhan 1 hari. tetapi kalau saya lebaran di hari berikutnya(katakanlah pada saat itu tanggal 31/ketetapan pemerintah) otomatis saya telah melakukan dosa besar karena saya berpuasa pada hari yang diharamkan yaitu 1 syawal,"

    gimana Om bagus pendapatnya dari statement dia?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memilih waktu lebaran itu termasuk ijtihad. Dimana jika benar pahalanya dua, jika salah pahalanya 1. Jadi tidak ada dosa dalam ijtihad. Itulah indahnya Islam, dan perniagaan ijtihad selalu menguntungkan.

      Hapus
    2. Untuk puasa tidak perlu diperdebatkan apakah 29 hari atau 30 hari. Karena Nabi Muhammad juga pernah puasa Ramadhan selama 29 hari dan 30 hari.
      Silahkan baca..,

      http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/07/puasa-ramadhan-di-zaman-nabi-muhammad.html

      Hapus
  4. iya sama kayak @Dede Rohali..saya jadi bingung sebaiknya yang mana yang diikutin [walau sebenernya saya lebih menyukai LEBARAN duluan :D ]

    BalasHapus
  5. @Dede Rohali:
    Om Dede, selama kesepakatan antara pendapat Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal (Irkanul hilal) belum mencapai kata sepakat, maka perbedaan ini masih akan terus berlanjut.

    Dalam memutuskan sebuah perkara agama, maka harus dilakukan oleh para ahli, baik dari segi agama itu sendiri maupun dari segi sains. Dan setiap Ijtihad atau kesepakatan yang diambil berdasarkan hal tersebut, bila benar maka akan diganjar oleh 2 pahala (kebaikan), tetapi apabila salah, maka tetap akan diganjar dengan 1 pahala kebaikan).

    Apakah kita berdosa? Apabila semua syarat dalam penentuan itu sdh kita lalui, maka kita tidak akan terkena hukum seperti itu. Apalagi hal ini diputuskan oleh Pemerintah sebuah negara dengan mayoritas negara muslim.

    Wallahu a'lam bish showab.
    Salam Takzim

    BalasHapus
  6. @Dokter Gigi Gaul:
    pak Dokter, terkait masalah mngikuti yang mana, Allah berfirman: "Taatlah kamu kepada Allah, Taatlah kepada Rasul dan kepada para pemimpin kamu".

    Kalau saya, akan selalu mengikuti pemerintah, karena keputusan diambil berdasarkan kaidah Fiqh dan sains oleh banyak sekali para ahli.

    Tetapi banyak mereka yang tidak punya ilmu, berkomentar asal saja. Apalagi yang punya pendapat "Awal puasa belakangan tetapi Lebaran duluan"

    Wallahu a'lam
    Salam Takzim.

    BalasHapus