Rabu, 02 Februari 2011

BERSATU KITA TEGUH BERCERAI....

Siapa sih yang tidak mengenal sapu lidi. Bagi yang suka menonton filmnya Harry Poetter, sapu lidi ini digunakan sebagai alat transportasi. bahkan di dalam dongeng-dongeng, nenek sihir pasti membawa sapu lidi kemana-mana. Makanya lingkungan dimana ada nenek sihir, akan bersih (hmmm!). Mungkin kita perlu memperbanyak nenek sihir, yang siap dengan sapu lidinya agar lingkungan tetap asri. Kalau ada yang coba-coba buang sampah sembarangan, ya, biar sekalian dipukul pake gagangnya sapu lidi itu, oleh si nenek sihir!
Sapu lidi itu multi fungsi! Dalam kebudayaan sapu lidi juga mempunyai makna filosofis, sebagaimana Dalam prosesi pernikahan adat Sunda yang dilakukan satu hari sebelum hari-H, terdapat acara Dikeprak (dipukul pelan-pelan) dengan sapu lidi, yang menjadi bagian dari upacara Ngeuyeuk Seureuh. Makna yang terkandung di dalamnya adalah agar kedua mempelai saling memupuk kasih sayang dan giat bekerja. Juga dalam prosesi pernikahan adat Sunda yang dilakukan saat hari-H, terdapat acara Membakar Harupat (lidi).
  
Harupat (Lidi) adalah lambang sifat lelaki yang keras. Sikap pemarah lelaki yang digambarkan dengan nyala lidi. Api amarah lelaki itu menjadi padam ketika disiram dengan air kelembutan seorang wanita. Makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa sifat-sifat pemarah dan tak terpuji (getas harupateun) bagi lelaki yang akan menjadi tiang dan kepala rumah tangga itu harus segera dihilangkan sebelum memasuki bahtera rumah tangga. Seikat sapu lidi, adalah bentuk persatuan. Sebuah generasi harus dipahamkan, bahwa perjuangan mencapai kejayaan, tidaklah mampu seorang diri. Ini pelajaran hidup yang bisa dilakukan oleh semua kita. Membuat perubahan positif dari cara-cara sederhana. (http://filsafat.kompasiana.com/2010/07/31/sapu-lidi/).

Seorang ayah bijaksana melihat anak-anaknya bertikai-pangkai. Maka pada suatu hari ia mengumpulkan mereka dan menyuruh mereka mengumpulkan sejumlah lidi, lalu mengikatnya dengan tali dan setelah mengikatnya erat-erat, ia menyuruh mereka seorang demi seorang untuk mematahkannya, mereka tak ada yang mampu mematahkannya. Kemudian dipisahkan satu persatu dan ia menyerahkan kepada mereka dan menyuruh mereka mematahkannya, dan dengan mudah mereka dapat mematahkan satu persatu. Lalu sang ayah bijaksana berkata kepada mereka:

"Inilah perumpamaan kamu sebagai perumpamaan lidi-lidi ini, jika kamu bersatu selamatlah kamu dan jika kamu bercerai-berai runtuhlah kamu, Allah ta’ala berfirman:
     
وَأَطِيعُوااللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا - إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ



 "Taatlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan jangan kamu bertikai (berbantah-bantahan) maka kamu akan menemui kegagalan (lemah) dan hilang kekuatan kamu, dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” [QS. Al-Anfal (8):48]. 



Dalam keadaan bagaimanapun jua, persatuan dan kesatuan harus tetap dijaga. kemunduran umat Islam, terutama karena perpecahan, tidak mentaati perintah Allah untuk bersatu. Kebangkitan umat Islam kembali hanya dapat dicapai dengan persatuan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar