Sabtu, 30 April 2011

Hidup Sebagai Ajang Kompetisi, seleksi dan Prestasi

[MSB]

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. [QS. al-Jumu’ah (62) : 10].

Setelah kita menunaikan kewajiban shalat untuk menghubungkan diri kepada Allah, kita harus bertebaran di bumi untuk meraih karunia Allah. Jadi kita harus bergerak, harus bekerja, harus menyebar, harus aktif, harus produktif.

Sebagai umat slam kita tidak boleh lengah, tidak boleh santai, tidak menyia-nyiakan waktu, tidak menyia-nyiakan harta yang kita miliki, tidak melupakan peraturan yang digariskan Allah SWT. Orang Islam itu harus berkompetisi, harus bersaing dengan orang lain, fastabiqul khaoirot (berlomba dalam kebaikan).

Bagaimana kita dapat memenangkan persaingan kalau kita tidak memiliki kualitas yang baik. Dalam dalil ekologi mengenai hubungan manusia dengan lingkungan dikatakan: “Setiap makhluk yang mempunyai kebutuhan yang sama pada dasarnya mereka itu berkompetisi antara satu dengan yang lainnya”.  Rumput berkompetisi dengan rumput, kelinci berkompetisi dengan kelinci, singa berkompetisi dengan singa, tentunya manusia juga harus berkompetisi dengan manusia.

    قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
 الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ
 وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ
 وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
 إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ
 فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ
 وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ

 وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ


1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,
5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.
9. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.

Syarat memenangkan kompetisi dalam QS al-Mukminun, Allah berfirman yang maknanya. “Sungguh beruntunglah orang oranq yang beriman. yaitu oranq-orang yang khusyu dalam shalatnya” Shalatnya dijaga dengan kekhusyukan, karena kekhusyukan adalah lambang kesungguhan hidup Wa’alladziinahum ani’l laghwi mu’ridhuun (dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna). Jadi kalau kita ingin menjadi orang yang menang dalam berkompetisi, maka kita harus meninggalkan prilaku yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, saya sangat prihatin sekali kalau melihat fenomena pemuda di kota-kota besar di negara Indonesia tercinta ini, tiap malam di tempat yang temaram (remang-remang), di tepi jalan besar yang di situ hilir mudik kendaraan dengan tingkat polusi yang besar, mereka berderet-deret memarkir sepeda motornya, sampai puluhan bahkan ratusan. Mereka berkumpul, melewatkan waktu malamnya sampai larut. Kalau saya boleh berkomentar pernuda seperti itu telah menyia-nyiakan hidupnnya, tidak mensyukuri karunia hidup yang diberikan Allah. Malam yang sebenarnya untuk istirahat, belajar, mengaji, tetapi dihabiskan untuk begadang. Dalam ilmu sosial jelas hal itu pekerjaan yang amat tidak baik, karena di situ tempat pembiakan kriminalitas. “Bagaimana umat Islam akan maju kalau pernudanya memanfaatkan waktunya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat?”

Ayat berikutnya adalah wa’l ladziinahum lifurujihim haafidzun, (dan orang-orang yang menjaga kemaluannya). Kalau kita ingin memenangkan kompetisi, maka kita harus jaga kehormatan. Secara ekspliisit Allah menyatakan bahwa kehormatan yang harus djaga adalah kehormatan seksual Kalau kita ingin menang dalam berkompetis kita harus mampu mengendalikan nafsu seksual kita, kalau tidak, jangan mimpi kita akan meraih kemenangan Jangan sebaliknya kita anggap sebagai entertainment (hiburan).

Berikutnya adalah wa’l ladzinahum li amaanaatihim wa ‘ahdihim raa ‘uun (Dan orang-orang yang rnemelihara amanat amanat (yang dipikulnya) dan janjinya). Kalau kita ingin menjadi pemenang dalan kompetisi di dunia ini, maka kita harus menepati janji bila berjanji, menunaikan amanat bila dipercaya umat.

Yang terakhir prinsip kernenangan adalah walladziina hum alaa sholawaatihim yuhaafizhuun (Semua pekerjaan kita harus dengan prinsip kesungguhan). Hidup adalah kompetisi dan kompetisi itu harus dimenangkan melalui beberapa prinsip hidup. Untuk itu ilmu pengetahuan wajib kita miliki. Saya saat ini sedang mengamati bagaimana perkembangan persaingan antara negara Iran dan Barat. Iran itu luar biasa, sebagai bangsa ingin menjadi bangsa yang unggul. Dan keunggulan dia diukur dengan ilmu pengetahuan, di samping cara-cara hidup yang sesuai dengan standart ilahiah.  

Jangan membayangkan di Iran ada orang begadang menyia-nyiakan waktu. Tidak satupun pemuda begadang di tengah jalan di Teheran, juga tidak ada di Iran orang bergandengan tangan berciuman di tengah jalan, tidak satupun perempuan di jalan-jalan Teheran rnernbuka auratnya, mereka menjaga akhlakul karimah. Dan yang istimewa, pemudanya sangat mengutamakan ilmu pengetahuan yang difasilitasi oleh pemerintah dengan subsidi yang sangat besar. University of Teheran lingkungannya hanya toko buku, tidak ada toko yang lain. Toko yang melayani dan mendukung proses menimba ilmu. Itu menunjukkan bahwa mereka amat serius, dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mereka, dan sekarang mereka sedang mengejar keunggulan di bidang Imu pengetahuan nuklir, mereka mengatakan nuklir kami bukan untuk membuat bom, sebab kami tidak memerlukan bom, tetapi kami memerlukannya untuk energi di mana selama ini energi itu diperoleh dari pembakaran bahan bakar minyak yang semakin langka.

Satu-satunya energi yang mencukupi untuk kebutuhan listrik seluruh negara dengan efisiensi tinggi adalah tenaga nuklir. Tetapi apa artinya kalau bahan baku nuklirnya masih harus membeli dari negara lain. Maka Iran mengolah sendiri bahan baku nuklir tersebut dan bahan tambang uranium. Itu yang kemudian ditentang oleh Barat hanya kerena ada kekhawatiran dengan mengusai teknologi pengayaan uranium, dikhawatirkan membuat bon atom, padahal di sebelah Iran, Israil bukan hanya untuk membuat uranium bahkan sudah mempunyai senjata Nuklir, Itu karena dia khawatir Timur Tengah akan maju dan jaya.

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ


Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dan pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. [Q.S. Ali Imran (3): 146]

Dan ayat di atas dapat kita ambil i’tibar (pelajaran),
·         pertama, janganlah kita takut untuk aktif, untuk bergerak, melakukan aktifitas yang semuanya di jalan Allah. walaupun oranq kafir menghalang-halangi, jangan mempunyai penyakit “rasa ketakutan walaupun penghalangnya, kompetiternya melakukan penjegalan kegiatan kita.
·         Kedua jangan melakukan kegiatan atau pekerjaan sembarangan, asal-asalan, jangan amatiran, jangan asal terjadi. Apapun yang kita kerjakan harus profesional, harus mempunyai keahlian dan kesungguhan.

Namun itu saja belum cukup, ternyata dalam ayat itu diteruskan wamastakaanu (jangan kita bersikap pasif), mudah menyerah. mudah menyontek, tetapi harus mengembangkan ide-ide baru. Kalau sudah berani, dikerjakan dengan professional, kemudian penuh kreatifitas, maka tunggulah hasil kemenangan dengan kesabaran wallahu ma’a’sh-shoobirin.


Dr. dr. H. Fuad Amsary
Dakwah Jum’at Al-Akbar |Edisi 31, 27 Dzulqoidah 1428H/14 Desember 2007M|

13 komentar:

  1. thanks pak buat artikelnya..

    BalasHapus
  2. Makasih telah tukeran link dan kunjungannya di http://gunawank.wordpress.com/2011/01/24/tips-meningkatkan-google-page-rank/
    Semoga jadi pengikat silaturahim. Amin

    BalasHapus
  3. @wits:
    terima kasih Sobat, semoga pertemanan ini dapat lebih erat lagi.
    jazakillah ahsana'l jaza.

    Salam takzim.

    BalasHapus
  4. @Gunawank:
    Terima kasih sobat, kita punya harapan yg sama. Semoga sukses.
    Jazakallah khaira jaza.

    Salam takzim.

    BalasHapus
  5. sharingnya bikin semangat lagi nih, om. buat berjuang dalam keseharian :)

    BalasHapus
  6. Terima kasih Om Andi sdh mampir. Sama om, sy juga sdg menyemangati diri sendiri.

    Salam takzim.

    BalasHapus
  7. subhanallah,sungguh nasehat yang sangat menyentuh, smeoga kita semua bis amengamalkan ini dengan baik dan berhenti untuk bermalas-malasan

    BalasHapus
  8. semoga kita semua bisa mengamalkan apa yang sudah dinasehatkan.... terima kasih sudah memberikan nasehat yang sangat baik ini pak

    BalasHapus
  9. @choirul:
    Mas Choirul, Amiin.
    Taqabbal Yaa Rabb.

    BalasHapus
  10. @mesin:
    Terima kasih kembali.
    dan salam Takzim dari saya sdh berkunjung.

    BalasHapus
  11. subhanallah.. sekali lagi, tulisan ini membuat saya berpikir u/ terus tidak menyerah dan berlomba-lomba dalam kebaikan. makasi pak :)

    BalasHapus
  12. @Irma Devi Santika:
    Terima kasih, semoga tercapai segala yang anda cita2kan.

    Salam Takzim

    BalasHapus
  13. Kok ada yang dilewatkan ya, Illa ala azwajihim dst... mohon diterangkan artinya/tafsirnya.

    http://bookdownloadfree.blogspot.com/

    BalasHapus