Senin, 22 Agustus 2011

Keajaiban Al-Quran

Paus Mencium Al-Quran

Untuk memperingati turunnya Al-Quran yang Karim, di bulan yang Mubarok ini, baguse-rek menemukan 4 buah artikel, yang sangat tepat sebagai renungan kita. Keempat artikel itu adalah,

Keajaiban Al-Quran dan Al-Quran Pusat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. H.M. Roem Rowi, MA
Urgensi Membaca dan Mengamalkan Al-Quran, oleh KHM. Bashori Alwi Murtadlo
Kepekaan Terhadap Ayat-ayat Allah, oleh Prof. Dr. HM. Ali Aziz, M.Ag.


Kitab al-Quran adalah kitab suci yang berisi informasi masa lampau, sekalian prediksi masa lampau, sekalian juga prediksi dan informasi masa depan. Sesuatu yang ribuan tahun belum terjadi, al-Quran sudah menyatakan itu, bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi belum menyatakan hal itu. Bumi akan berbicara, apa yang dibicarakan? Peristiwa yang terjadi di atasnya yaitu prilaku kita. Yang oleh karena itu al-Quran menginformasikan kepada kita, itulah oleh al-Quran dinyatakan kepada kita bahwa bumi itu mampu merekam  peristiwa yang terjadi di atasnya.

Dinyatakan oleh Allah dalam surat Al-Zalzalah:

يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا
 “Pada hari itu bumi mencenitakan beritanya” [QS. Al-Zalzalah (99):4].

Pada hari itu seluruh manusia dihisab, mungkin hal itu masih ribuan atau jutaan tahun yang akan datang, tetapi sudah dihadirkan informasinya di hadapan kita. Bumi ini akan berbicara tentang prilaku kita. Kalau yang terjadi adalah prilaku yang balk, maka bumi ini akan menjadi saksi yang meringankan atas hisab kita di hadapan Allah. Tetapi sebaliknya kalau yang terjadi adalah kezhaliman, kedurhakaan, kejahatan kita, maka bumi juga akan menjadi saksi yang memberatkan kita. Oleh karenanya al-Quran layak disebut indera ke enam kita, karena kita bisa tahu itu semua sebelum IPTEK mengetahui itu.

Selanjutnya al-Quran adalah penentu. Kalau al-Quran menyatakan ini haq, pasti haq, kalau itu batil pasti batil. Di dunia ada lembaga pengadilan, tetapi belum tentu di lembaga itu terdapat keadilan. Belum tentu di sana terdapat kebenaran, Tetapi apa yang dikatakan al-Quran pasti benar. Oleh karena, sabda Rasulullah, “Siapapun yang meninggalkan hukum al-Quran, menyimpang dan padanya, pembesar sekalipun pasti akan dibinasakan oleh Allah, barang siapa mencani petunjuk selain dari al-Quran, pasti akan disesatkanNya”.

Al-Quran adalah tali yang sangat kuat yang akan menyelamatkan kita. Fungsi utama tali itu adalah penyelamat. Al-Quran adalah pelajaran yang sarat dengan hikmah; serta jalan yang lurus lagi benar. Dengan petunjuknya, hawa nafsu tidak akan menyimpang, Iidah tidak akan rancu, apabila berucap dengan tuntunannya. Al-Quran membuat para ilmuwan itu tidak pernah merasa kenyang, inforamsi al-Quran tidak akan pernah habis digali oleh para ilmuwan. Begitu mengkaji al-Quran semakin dalam, lautan ilmu semakin terbuka, dan tidak pernah bertepi. Dijamin tidak ada kontradiksi dalam al-Quran dan tidak pernah habis keajaiban yang sepektakuler dalam al-Quran. Oleh karena itu sabda Rasulullah,” jin saja menyatakan,“Sunguh aku baru saja menyimak bacaan yang menakjubkan yang membimbing ke arah kebenaran, maka kami beriman kepadanya, dan kami tidak akan menyekutukan Tuhan kami kepada siapapun”.

Tidak akan pernah habis keajaiban al-Quran. Satu contoh yang mudah adalah kalau ada kitab suci, kemudian memposisikan ilmu pengetahuan di atas segala-galanya itu hanya al-Quran. Al-Quran turun pertama kali bukan dengan perintah shatat, zakat atau puasa, apalagi haji. Tetapi tuntutlah ilmu. Dan membaca itu sunatullah yang ada di alam raya, yang ada di diri kita, termasuk ayat yang ada di dalam kitab suci, akan tergali. Kesaksian ilmuan oleh Allah disederajatkan dengan Allah dan para malaikat [Ali lmran (3):18].

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَالْمَلائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Al-Quran juga memprediksi bahwa keunggulan suatu umat itu hanya dengan dua syarat, yaitu iman dan ilmu. [QS. al-Mujadilah (58):11],

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.


llmu saja tanpa iman, akan mencelakakan manusia, bahkan merusak manusia. Sebaliknya iman tanpa ilmu, tidak harus terjadi. Kalau harus terjadi ya seperti sekarang ini. Kita mengaku beriman tetapi tidak menguasai ilmu pengetahuan. ini kecuali al-Quran.

Al-Quran juga memprediksikan dalam surat ar-Rum (30), yang masih dalam periode Makkah, umat Islam saat itu masih kecil dan tertindas, tentang dua kekuatan super power saat itu yang selalu bertempur. Di blok barat adalah kekaisaran Romawi, di blok Timur kekaisaran Persi. Saat itu al-Quran sudah rnemprediksi dengan menyatakan ghulibatirruum (Romawi dikalahkan Persi). Tetapi sebentar lagi keadaannya akan terbalik persia akan dikalahkan oleh Romawi tidak sampai sepuluh tahun. Fii adnaa al ardhi wahum mimba’di gholabihim sayaglibuun, fii bidh’i siniin. Saat Romawi dikalahkan Persi orang-orang Quraisy bertepuk tangan, karena beranggapan sebentar lagi Muhammad dan pengikutnya akan mengalami nasib yang sama, seperti kekaisaran Romawi. Tetapi sebentar lagi Romawi justru akan mendapat kemenangan, dimana itu terjadi fii adnal ardh (di bumi yang sangat dekat) yang tidak jauh dan jazerah Arabia. Kapan itu terjadi? Hanya dalam beberapa tahun, tidak sampai sepuluh tahun. Orang Quraisy tertawa, dari mana Muhammad tahu, Muhammad yang pengikutnya kecil, layak ditindas, bukan ahli strategi perang, kok berani mengatakan seperti itu. Itulah prediksi yang disampaikan al-Quran dan memang terjadi. Setelah 9 tahun ganti Romawi yang mengalahkan Persia, sehingga umat islam bergembira.

Bahkan kata Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rowi lebih lanjut, satu huruf pun dalam al-Quran dapat menunjukkan kehebatannya, qulsiiruu fii aI-ardh (katakan berjalanlah di dalam bumi). Karena fil itu artinya di dalam, kita sering mengatakan berjalanlah di atas atau di muka bumi, mana yang benar. Ternyata iptek membuktikan kepada kita yang tepat adalah di dalam bumi. Sebab apa di dalam bumi tidak hanya di permukaan tanah, di atas kita ada atmosfir yang masih bagian dan bumi, kalau di atas bumi mungkin tidak di sini, mungkin di ruang angkasa yang bebas grafitasi. Inilah kehebatan huruf al-Quran hanya dengan kata fii bisa membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan.

Allah juga menjanjikan sanuriim aayaatinaa fil afaaki wa fii anfusihim hatta yatabayyanaa annahul haqqu min robbihim (bahwa Allah akan menunjukkan tanda-tanda kekuasaannya baik di jagat raya maupun di diri kita sendini tentang kebenaran ayat-ayat Allah). Ternyata dalam diri kita itu adalah alam yang lebih kompleks (sophisticated) dari pada jagad raya ini. Al-Quran berkembang sesuai dengan tantangan dan kemajuan zaman. Dulu aspek sastranya, sekarang ipteknya, huruf-huruf Al-Quran semuanya terhitung, yang satu huruf hilang ini akan merubah makna, satu titik hilang artinya akan berubah. Dan sebenarnya Al-Quran mengajarkan kepada kita untuk jeli dan teliti, titik pun harus kita cermati apalagi lebih besar dari itu, seharus itulah umat Al-Quran.

Mari kita jadikan diri kita ini Al-Quran yang berjalan di muka bumi, tutur kata kita tutur kata Al-Quran, pnilaku kita prilaku Al-Quran, cara interaksi sosial kita cara Al-Quran. Dan semua itu kita mampu, sebab Allah tidak akan membebani seseorang di luar batas kemampuannya. Sekarang masalahnya bukan kemampuannya tetapi kemauan, maukah kita dengan itu???.


Prof. Dr. H. M. Roem Rawi, MA

Dakwah Jum’at Al-Akbar, Edisi 134, 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar