Selasa, 23 Agustus 2011

Al-Quran Pusat Ilmu Pengetahuan

[MSB]
Kalimat takwa sudah sering kita dengar, dan memang inilah yang selalu dipesankan para khatib Jum’at, karena merupakan salah satu rukun khutbah. Takwa secara singkat adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Namun demikian, perintah Allah yang pertama sebelum yang lain itu uniknya adalah iqra’ (membaca), yang juga wahyu 
pertama dalam surat al-’Alaq. Yang dibaca apa, Allah tidak membatasi.
Jagad raya ini adalah sumber bacaan kita, termasuk alam mikro yaitu diri kita. Selanjutnya kalau ada batasan adalah bismirobbika (dengan nama tuhanmu). Seakan Allah mengikat bacaan kita itu dalam koridor rububiyah Allah. Kalau sudah tahu tentang rahasia dan fenomena alam itu, maka hendaklah dikaitkan dengan peran Allah (rububiyah Allah). Sebab hukum alam yang begitu harmonis itu tidak berjalan dengan sendirinya, melainkan ada yang mengatur, ada yang memelihara, ada yang menjaganya agar tetap harmonis dan lestari. Dan yang menjaga dan mencipta itu adalah rabbul ‘alamin (Tuhan semesta alam).


Al-Quran dan agama kita sangat unik. Biasanya kitab suci yang diutamakan adalah ritual dan ibadah, tetapi anehnya al-Quran justru memerintahkan mencari ilmu dulu sebelum yang lain. Dan Rasulullah pun menegaskan dalam salah satu haditsnya, “fadhillatul ilmi khoirun min fadhülatil ibaadah” (keutamaan ilmu jauh di atas keutamaan ibadah). Hadits ini mengejutkan para ilmuan Barat. Kalau yang mengatakan itu Albert Einstein, saya kira logis, atau wajar, tetapi ternyata yang mengatakan Nabi Besar Muhammad SAW, Apa betul ungkapan Rasulullah itu? Jelas tidak mungkin Rasulullah bohong. Secara mudah kita fahami bahwa untuk sempurnanya ibadah kita mesti memerlukan ilmu. Jadi tidak mungkin dapat melaksanakan ibadah dengan benar tanpa kita dahului menuntut ilmu.

Kalau kita kaji lebih jauh lagi, al-Quran itu penuh dengan motivasi agar kita menuntut ilmu, selalu mengembangkan ilmu, selalu menggiatkan upaya pengkajian, penelitian. Dan dari situ kalau diaplikasikan akan menjadi teknologi. Saya ambi contoh satu ayat, meskipun ayat yang seperti ini ratusan dalam al-Quran. Contoh ayat unzhuuruu maza fissamawaati wamaa fiI-ardhi. Terjemahan letterlijknya adalah “Lihatlah, cermatilah, research-lah, segala fenomena yang ada dilangit dan di bumi ini”. Para pendahulu kita dulu ternyata menjadi pioner pioner dalam berbagai bidang pengetahuan modern, seperti kedokteran, bahkan kedirgantaraan, ternyata lahir karena tekun mengkaji al-Quran. Namun sayang kita sekarang mengalami masa stagnan yang begitu panjang, sehingga akhirnya diambil oleh pihak lain.

Dalam beberapa ayat, Allah menyatakan “hal yastawilladziina ya’Iamuun walladziina laa ya’lamuun”(Apakah sama orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu’?) Bentuknya pertanyaan, tetap rnaknanya bukan pertanyaan, sebab Allah yang Maha Tah tentu tidak peru bertanya. Artinya, pernyataan itu jadilah orang yang berilmu jangan jadi orang yang tidak berilmu. Dalam ayat lain hal yastawil a’maa wal bashlir (Apakah sama antara orang yang buta, tidak tahu apa-apa, dengan yang melek dan mampu melihat segala-galanya).

Para ahli tafsir pun menjadikan ayat ini, sama dengan ayat tadi, yaitu jadilah orang yang berilmu, sehingga tahu segala-galanya, jangan jadi orang buta yang tidak tahu apa-apa.
Dalam QS Faathir (35):27-28, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan ulama dalam ayat ini berbeda dengan para ulama yang sangat populer di negeri ini. Di negeri ini kalau ulama itu ahli agama, tetapi dalam konteks ini justru orang-orang yang mengetahui ilmu biologi (makhluk hidup), geologi (struktur tanah/lapisan tanah) antropologi (kependudukan), botani (tumbuh-tumbuhan), mereka semua adalah ulama, para ilmuwan.

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالأنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

“Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”.
“dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.

Ilmu dalam kontek rububiyah Allah pasti akan mengantar semakin kenal dengan Allah.
Oleh karena tu, diabadikan dalam al-Quran surat Thoha (20) mulai ayat 70. Bahwa orang-orang yang hanya mengenal satu ilmu tetapi menguasainya. Tetapi mereka menjelma menjadi orang yang paling takut kepada Allah dan tidak pernah mempunyai rasa takut kepada selain Allah SWT. Mereka adalah tukang sihirnya Firaun. Mereka tidak tahu ilmu agama, yang dia tahu hanya ilmu sihir, karena mereka menguasai ilmu sihir dengan baik dan tuntas. Begitu mereka dihadapkan dengan mukjizat Allah dan tangan Nabi Musa, mereka mempunyai furqon, mampu membedakan dengan jelas bahwa yang mereka hadapi itu bukan sihir, maka sujudlah mereka aamantu birobbi muusa wa haarun,” (Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun). Walaupun Fir’aun mengancam setelah itu. Ternyata engkau menjadi pengikut Musa sebelum aku ijinkan, akan aku potong tanganmu dan kakimu secara silang (tangan kanan dipotong kaki kiri dipotong). Kemudian aku salib dan aku gantung di atas pohon. Apa jawaban mereka ditegaskan dalam lanjutan ayat 72.

فَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ هَارُونَ وَمُوسَى (٧٠)
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلأقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلافٍ وَلأصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (٧١)
قَالُوا لَنْ نُؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنْتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا 

Lalu tukang-tukang sihir itu tersungkur dengan bersujud, seraya berkata: "Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa".
“Berkata Fir'aun: "Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka Sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan Sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya".
“Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada Kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja”.

ltulah al-Quran, datangnya dari Allah dan ilmu semua datangnya dari Allah. llmu pengetahuan yang disebut science sekarang ini semuanya berasal dan Allah. Hanya saja memang manusia ikut terlibat.
Karena Al-Quran dari Allah, ilmu pengetahuan apapun datangnya dari Allah, ada yang langsung dan ada yang tidak langsung, maka sangatlah logis kalau tidak akan pernah ada kontradiksi antara Al-Quran dengan ilmu pengetahuan. Apalagi kalau ilmu sudah mencapai kebenaran yang final pasti tidak akan pernah terjadi kontradiksi maupun pertentangan.

Ada hadits cukup panjang yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Ad-Darimi, tentang Al-Quran, yang diantara penjelasan hadits itu adalah inilah kitab penuh dengan informasi masa depan, yang mampu memberikan solusi yang final untuk segala problema kehidupan, dia adalah kalimat penentu. Barang siapa yang mengikutinya pasti benar, dan barang siapa yang menyimpang pasti sesat, dia itulah jalan yang lurus. Jalan yang membimbing kepada kebenaran, jikalau lisan kita mengikuti, dia pasti tidak akan pernah salah, hawa nafsu dikendalikan dia, pasti akan menuntun ke arah kebenaran (positif), kemaslahatan kehidupan, bahkan seandainya Jin mendengar itu, tidak akan pernah habis keajaibannya, tidak akan pernah kering ilmu pengetahuannya, maka Jin akan menyatakan inna sami’naa Quraanan ‘ajaban, (sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan), yahdiiilalrusydi (yang membeni petunjuk kepada kebenaran), fa aammanna (maka kami akan beriman kepadanya), walan nusyrika bihi syaian, wa Iaan nusyrika birobbinaa ahada (dan kami tidak akan pernah menyekutukan Tuhan kami).

Mari kita kembali kepada Al-Quran, jangan kita kalahkan al-Quran dengan  koran atau yang lainnya. Cukup satu hari satu ayat saja, jangan biarkan satu hari tanpa ayat yang kita baca. Insya Allah 20 tahun Al-Quran akan menjelma menjadi diri kita dan kita akan menjadi al-Quran yang berjalan di muka bumi ini. Sehingga kalau hal ini terjadi, tidak ada kejahatan di dunia ini, dan yang terjadi adalah kemakmuran, ketentraman dan kedamaian dan itulah misi kita sebenarnya di dunia ini.




Artikel terkait:

7 komentar:

  1. subhanallah terima kasih pak sudah memberikan informasi ini. memang dengan Al-Qur'an semua ilmu pengetahuan ada di sana.
    tapi bagaimana caranya menghindari salah penafsiran dalam Al-Qur'an pak?

    BalasHapus
  2. Iqra (Bacalah!), Wahyu pertama dari Allah yang Amat luar biasa.

    BalasHapus
  3. Al-Qur'an emang Ilmu komplit, pelajrannya dari kita belum diciptakan, sampai kita mati dan apa yang kita temukan dikematian..

    tidak ada satupun Kitab Agama sekomplit Al-Qur'an...

    BalasHapus
  4. @Irma Devi Santika:
    Terima kasih. Salah penafsiran dalam Al-Quran dapat dihindarkan bila kita tahu ilmunya. Dengan demikian tidak semua orang boleh dengan seenaknya menafsirkan Al-Quran sesuai dengan keinginan dan harapannya.
    Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  5. @raidhand Track Record:
    Insya Allah demikian akhi. Kita diwajibkan membaca The Universe, karena disanalah tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

    Salam Takzim.

    BalasHapus
  6. @Opick Amikom:
    Alhamdulillah, kita sependapat tentang hal ini. Mari selalu bertanya kepada diri kita masing2 sdhkah hidup kita selalu bersandar padanya. Atau hanya memilih yg mudahnya saja.
    Salam.

    BalasHapus
  7. SUBHANALLOHHHHH, TRIMAKASIH ALHAMDULILLAH.MEMBACANYA MERUPAKAN KESEMPATAN LANGKA,SUNGGUH BELAJAR AGAMA HARUS BERKELANJUTAN,DAN ALQURAN DAN HADIS PETUNJUK HIDUP BAGIKU,ALLOHAKBAR.SEMOGA SELAMAT DUNIA AKHIRAT. WASALAM.

    BalasHapus