Allah telah menciptakan tertawa, sebagaimana
firmanNya:
وَأَنه ُُهوَ أَضحكَ وَأَبكى
"Dialah
dzat Allah yang menciptakan tertawa dan menangis".
Tertawa adalah sifat Allah,
sebagaimana disebutkan di dalam hadits:
يَضْحَكُ اللهُ إِلَى رَجُلَيْنِ
يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا ْالآخَرَ يَدْخُلاَنِ الْجَنَّةَ,يُقَاِتلُ هذَا فِي
سَبِيْلِ اللهِ فَيُقْـتَل, ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلىَ اْلآخَرِ فَيُسَلِمَ
فَيُقَاِتلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَيَسْتَشْهِدَ
"Allah
tertawa terhadap dua orang, dimana salah satunya membunuh yang lain dan mereka
berdua masuk surga. Yaitu seseorang berjihad dijalan Allah kemudian dia
terbunuh padanya, lalu Allah menerima taubat orang yang membunuh tersebut
setelah masuk Islam, kemudian ia berjihad dijalan Allah dan akhirnya mati
sahid".
·
Memperbanyak ketawa adalah sifat tercela
sebagaimana sabda Nabi:
وَالَّذِي نَفْسِي ِبيَدِهِ
لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا
"Demi
Dzat yang
diriku berada di tanganNya seandainya kalian mengetahui seperti
apa yang aku ketahui, niscaya kalian pasti akan sedikit tertawa dan banyak
menangis ".
Juga
sabda Rasulullah:
لاَ تُكْثِرُوْا الضَّحِكَ فَإِنَّ
كَثْرَةَ الضَّحِكَ تُمِْيتُ اْلقَلْبَ
"Janganlah
kalian banyak tertawa, sebab banyak tertawa menyebabkan hati menjadi mati".
·
Para ulama memasukkan tertawa yang banyak
tanpa sebab sebagai dosa kecil, sebagaimana sabda Nabi:
إِيَاكَ
وَكَثْرَةَ الضَّحِكَ فَإِنَّهُ يُمِيْتُ اْلقَلْبَ
"Berhati-hatilah
dengan banyak tertawa sebab ia menyebabkan hati menjadi mati".
· Terdapat riwayat tentang sifat tertawanya
Nabi: "Bahwasannya tertawa Rasulullah (sama seperti) tersenyum".
· Terkadang tertawa menyebabkan kekufuran
apabila tertawanya untuk mengejek apa-apa yang diturunkan Allah atau sunnah
Rasulullah.
· Tidak diperbolehkan berbohong untuk
ditertawakan oleh orang lain, hal ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبَ
لِيَضْحَكَ بِهِ اْلقَوْمُ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ
"Celaka
bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka
celaka baginya, maka celaka baginya".
· Disebutkan bahwasannya Nabi terkadang duduk
dalam suatu majlis bersama para shahabatnya di mana mereka menceritakan suatu
yang lucu dan Rasulullah hanya tersenyum dengannya.
· Sebagaimana yang diriwayatkan dari Samak bin
Harb radhiallahu anhu ia berkata: Aku bertanya kepada Jabir bin Samurah: Apakah
engkau pernah duduk bersama Rasulullah?”. Dia menjawab: “Ya, seringkali beliau
tidak beranjak meninggalkan tempat sholatnya pada waktu shubuh atau pagi sampai
matahari terbit, apabila matahari terbit maka beliau bangkit (untuk
melaksanakan shalat) dan mereka bercakap-cakap tentang suatu peristiwa di zaman
jahiliyyah maka mereka tertawa-tawa sedangkan beliau hanya tersenyum saja.
· Terdapat jenis manusia yang pandai
bersendagurau seperti yang terjadi di zaman Rasulullah, terdapat
seseorang bernama Abdullah, digelari dengan keledai dan dia terkadang membuat
Rasulullah tertawa.
· Hal-hal yang menyebabkan tertawa adalah
(karena gembira apabila melihat sesuatu yang menggembirakan, tertawa karena
marah, disebabkan oleh keheranan orang yang marah).
· Syariat menuntun untuk menciptakan suasana
yang menyebabkan tertawa pada saat bersenda gurau dengan istri terutama yang
masih perawan sebagaimana sabda Rasulullah kepada Jabir tatkala ia menikah
dengan seorang janda.
فَهَلاَّ جَاِريَةً تُلاَعِبُهَا
وَتُلاَعِبَكَ وَتُضَاحِكَهَا وَتُضَاحِكَكَ
"Kenapa
tidak menikahi seorang perawan, yang bisa mencandaimu dan engkau mencandainya
serta engkau membuatnya tertawa begitu juga ia membuatmu tertawa".
· Meninggalkan senyum dan tertawa secara mutlak
bukan termasuk sikap orang yang
berwibawa, pendiam dan bersungguh.
· Tertawa yang mengeluarkan suara dapat merusak
shalat. Sebagian ulama berkata: Ia tidak membuat shalat menjadi rusak sebab
bukan perkataan, begitu juga tersenyum tidak merusak atau membatalkan shalat.
mengutip dari sabdaa Rosul yang ini :
BalasHapus"Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya".
berarti orang yang kerjanya ngelawak bagaimana tuh om?
Simpulkan sendiri aja, bagaimana seharusnya...
Hapusidem ama yang di atas ane, gimana orang yang pekerjaannya ngelawak?
BalasHapusidem jawabnya
Hapus