[MSB] Semua manusia mencari teman sejati. Mereka mencari orang untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka, orang yang bersedia membantu di saat mereka mengalami kesulitan, yang menunjukkan jalan keluar pada mereka ketika mereka tidak sanggup menemukan apapun, yang bersedia mencintai mereka di setiap keadaan, yang setia, melindungi, menyikapi kesalahan-kesalahan yang mereka perbuat dengan lemah lembut, dan yang tidak akan meninggalkan mereka baik ketika mereka sedang sakit, sehat maupun ketika telah mencapai usia tua. Akan tetapi, terdapat dua jalan yang dapat dipilih seseorang dalam mendapatkan teman yang demikian. Yang pertama adalah jalan dari Yang Pengasih, sebuah ketetapan nilai moral (akhlâq) Al-Qur’ân yang dipilih oleh mu’min karena ridhâ Allah. Sedangkan jalan yang lain adalah cara berteman yang didasari pada kepentingan dan keuntungan duniawi. Dalam artikel ini, kita akan melihat alasan-alasan yang mendasari dua kepentingan tersebut, menjelaskan perbedaan-perbedaan antara ikatan pertemanan yang kuat diantara mu’min dan non mu’min yang hanya didasarkan pada kepentingan duniawi.